Pengakuanku Dalam Rengkuhanmu

Entah berapa kali sudah kau merubuhkan langit cerahku, entah berapa kali pula kau membangunnya kembali. Dan entah mengapa tiap itu terjadi, aku hanya bisa menghasilkan bulir air mata. Hujan dilangitku itu mungkin karenamu, tapi aku tak sanggup mengatakan itu kepadamu. Seandainya itu pun terjadi aku tahu apa reaksimu. Hanya diam saja, hingga aku tidak bisa menebak apa yang sedang kau pikirkan. Entah berapa kali sudah aku memancingmu, kau tau kan maksudku memancing? Kau pintar, aku yakin kau pasti tau maksud memancing yang aku katakan barusan, tapi kenapa kau masih tidak pernah menagkap kail yang aku lemparkan padamu? Memancingmu dengan pertanyaan-pertanyaan yang semestinya kau jawab dengan kepastian, bukan menggantung seperti itu.
Apa kau tau aku lelah? Aku lelah.

Katakanlah memang saat itu hatiku sedang mendung.
Namun aku tak bisa memungkiri ketika aku pun bisa berbunga dengan hadirmu, mungkin bukan hadirmu, tapi dengan sebatas suaramu, hatiku senang. Sebenarnya hanya memastikan kau baik-baik saja, aku bisa bahagia sekali, meski gejolak penggoda ini terus membuatku resah hingga inginkan lebih.
Selebihnya aku masih ingin memelukmu, dan memuaskan diri dalam rindu yang dalam ini.
Adakah kau mengerti betapa aku sangat membutuhkan dirimu, untuk saat ini dan seterusnya?
Karena sekarang hanya dirimu yang bisa membuat langitku gelap dan dirimu yang membuat langit siangku lebih lama, kemudian menjemput senja bersama, dan menikmati hujan bersama pula. Meski kita tidak bertemu, tapi aku tau kau disana menikmati semua bersamaku.

Ya aku mengaku, aku jatuh hati padamu.
Aku jatuh hati pada hangatnya pelukanmu, pada tenangnya senyummu, pada nyamannya kata-katamu, pada menyenangkannya suaramu dan pada kejamnya lukamu.
Aku tak merasa ada satu alasan yang memungkiri aku harus membencimu atau melupakanmu meskipun kau sering menyebalkan akhir-akhir ini. Sebegitu kuatnya dirimu menanamkan berkas itu pada iris mataku, hingga aku tak bisa menghindarkan pandanganku darimu, dan memang selalu ada dirimu dalam tiap tatap mataku. Kau pula yang telah membuatku bercerita tentang potongan cerita dunia ku dalam bait-bait yang tak terarah ini.

Aku sudah tak peduli lagi apa kau mendengarnya, apa kau membacanya, atau kau mengacuhkannya, tapi kau harus mengerti, tahu dan paham apa isi dalam benakku ini.
Terlalu kuat.
Mungkin jika orang lain meminta agar tak bertemu orang yang telah membekaskan rasa seperti ini sebelum aku bertemu dengannya, tidak denganku, aku tak pernah ingin ingatan tentangmu hilang dalam otakku. Aku bersyukur bisa mengenalmu sejak itu.
Kau telah mewarnai duniaku dengan warna yang tak bisa aku ungkapkan, kau juga telah membentuk kilatan-kilatan luar biasa untuk setiap cahaya yang keluar dari duniaku itu. kapan kau mau tegas untuk semuanya.
Tolong jangan menyiksaku... |-)

Kau yang telah masuk ke dalam duniaku, dan lalu meninggalkan warna yang aku tak bisa menghapusnya, dan membuatku menyadari kalau warna darimu yang aku butuhkan untuk mewarnai hidupku kali ini. Aku merasa aku tak butuh orang lain lagi.

Aku harap dirimu, someday, bisa menjadi bagian dari perjalanan hidupku, menemaniku, menjagaku. Bukan suatu hal yang bisa aku lupakan. Janjimu untuk menjagaku, bahagia bersama, dan semuanya... |-)
Yah, aku ingin kau tahu jika aku benar-benar jatuh hati padamu. Padamu yang kerap kali memanggilku dengan sebutan ‘hunny’, yang selalu mengatakan bahwa menyayangiku, yang selalu mendekapku dengan hangat dan nyaman setiap hari, yang selalu mengecupku dengan hangatnyya dirimu, padamu yang menyukai musik, senja, rokok, dan mie gaga, yang akupun menyukai itu, kecuali rokok.
Aku tau ini adalah hal yang aku takutkan, tapi aku tidak bisa memungkirinya lagi..

Lalu hari ini, apa yang terjadi..... |-)



iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::