weLCome to iKainheRe's hOmepaGe

Open youR mind and iMpROve youR LiFe............
Get infoRmation about aLL heRe.

oPen YouR minD

Jika diRimu tak mampu menJadi beRingin, yanG teGak di kaki bukit,
JadiLah saJa beLukaR yanG teRbaik, yanG tumbuh di tepi danau . . . . .
Jika diRimu tak sanGGup menJadi beLukaR, JadiLah saJa Rumput,
tetapi Rumput yanG mempeRkuat tanGGuL, di pinGGiRan JaLan . . . .
Jika diRimu tak mampu menJadi JaLan Raya, JadiLah saJa JaLan setapak,
tetapi JaLan setapak yanG membawa oRanG ke mata aiR . . .
tidak semua menJadi kapten
tentu haRus aDa awak kapaLnYa . . .
JadiLah saJa diRimu .......... be yOuR seLf..
sebaik-baik daRi diRimu sendiRi ^_^

iKainheRe Tells About Her Self

Kenalin, gw Ika. iKainheRe Just the same with another women. iKainheRe
Hanya ajja gw suka banget bikin orang senyum, ketawa, dengan hidangan yang gw suguhkan.
iKainheRe
Gw sangat menghargai preferen, pendapat, masukan, kritikan, tapi bukan menjudge. iKainheRe
iKainheReJust be my self. Dengan style, brave life, color friends, and dunia gw.iKainheRe
iKainheRe Menjadi seorang penulis yang brave, eksis, dan stylish itu gga gampang, semua dari nol. Contemplative comedy gw pilih buat mewakili apa yang pengen gw sampaikan.
Komedi selalu bisa mengungkapkan apa yang tak bisa kita pahami. iKainheRe
Seperti kata Moliere, “The duty of comedy is to correct men by amusing them.” iKainheRe
Banyak orang yang bilang, penulis yang baik adalah penulis yang punya referensi yang banyak, menurut gw itu bener. Banyak-banyaklah nonton film dan baca buku.
Penulis yang baik juga akan selalu mengadopsi dan mempelajari, tapi tidak pernah mencuri.iKainheRe
Mudah-mudahan gw bisa iKainheRe

Januari 30, 2010

cassanova......

cassanova...... ?
'cassanova......' itu nick mig33 yang baru ajja gw resend.
*spelling cassanova*
enak ya dengernya...
c a s s a n o v a ^^



iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::

Januari 26, 2010

When Something Becomes Nothing

Selesai Ashar barusan gw berbisik:

Well, Its all rite, I'm okay I think God can explain,,


but apa? still, I can feel the pain....
running through the rain until the pain near to the end bakalan gw lakuin seandainya pain ini bisa hilang...

Oh God, please forgive me
Im totally changed now, I'm full of sin...
I'm nothing
I just wanna be special
When something becomes nothing, is it natural?

God please help me through this...

The Colors of 25 Days of 75 Days

Sancaka yang dulu masih terlalu megah untuk kubuang ke dalam sampah hati, dan terlalu sulit di daur ulang masuk ke dalam memory ataukah pengalaman, tapi tidak kini... Aku tersenyum melihat lajunya, akan aku ukir lagi kini, senyum, tawa, riang, yang selama ini hilang di kota itu. Rasaku kini bangkit, terima kasih aura malam yang selama ini melahirkan indah sinar yang dapat menentramkan galauku.. Aku sungguh berterima kasih padamu.. Hilanglah bersama pagi, aku akan tetap tersenyum, agar semua tidak sia-sia.

Indonesia of Mbulet

Jum'at 25 Januari 2010 terjadi versus versus lagi. Kali ini antara dia yang mengaku-ngaku ahli IT padahal bukan dan menuduh pihak lain mengaku-ngaku ahli IT padahal bukan, dengan dia yang anggota HTCIA.com.

Here the story began...

SMS dia kirim ke beberapa wartawan dan polisi, isi smsnya (kurang lebih) adalah:

Saya dengar Mabes Polri akan mempermasalahkan Rb2A yang selama ini mengaku-ngaku ahli IT Mabes Polri. Padahal bukan dan malah memperagakan cara-cara kriminal di TV?


lanjut

The Color of 100 Days

sound system mati

joke

Indonesia's watergate

Cicak VS Buaya (akhirnya jadi Buaya VS Buaya)

Susno Duadji VS Kapolri

Century

demo

protes

no-media coverage (nggak tau no-media coverage atau emang nggak kerja deh)

China-AFTA

cekal buku

ahli IT VS non-ahli IT

album kompilasi


Then? Saatnya people power keluar. Parlemen gedung nggak bisa wujudin aspirasi rakyat jadinya ya Parlemen Jalanan bakalan lahir.

Turun atau people power bertindak! Maaf gada kesempatan kedua, Bung. Bukan grup band Tangga!!

Januari 25, 2010



If I hugged you, would you never let go?
If I kissed you, would you cherish that moment?
If I reached for your hand, would you take mine gently?
If I needed a shoulder, would you let me cry on yours?
If I needed to talk, would you really listen?
If I needed to scream, would you do it with me?
If I needed to go, would you come with me?
If I fell for you, would you catch me? or just let me hit the pavement?

Is it love?

"There is no such word as "loved"... love has no past tense If you ever stop loving someone, then you never truly loved them in the first place... "

Just a cute little quote that I found a long time ago and just remembered. It really is true. If you can easily fall out of love with a person then I doubt you were really in love. I hate it when people say "I loved her" or "I loved him" or especially "we were in love". You either still love them or you never did. The word love is so often overused. My philosphy is: say it if you mean it, and only if you mean it. Never say "I love you" to satisfy someone else. On the other hand, if you do mean it, TELL that person all the time. Let them know you care . Haha so there is a little look inside my head and my random thoughts that float around in there.
Ada banyak teori yang mencoba untuk mendefinisikan cinta, namun kali ini gw akan membahas teori cinta dari Sternberg yang dikenal dengan The Triangular Theory of Love. Menurut si Sternberg, cinta bisa lebih dimengerti dengan menguraikannya menjadi tiga komponen yaitu commitment, passion, dan intimacy.

Commitment : komitmen terdiri dari komitmen jangka pendek dan jangka panjang. Komitmen jangka pendek adalah komitmen untuk mencintai seseorang, sementara komitmen jangka panjang adalah kesediaan untuk mempertahankan cinta tersebut. Dua jenis komitmen ini tidak selalu berjalan beriringan dalam sebuah hubungan cinta. Adakalanya keputusan untuk mencintai tidak diikuti oleh komitmen untuk mempertahankan cinta tersebut. Dan ada pula individu yang mempertahankan hubungan cinta meskipun tidak ada lagi rasa cinta di dalamnya.
Passion : dorongan yang mengarah pada hal-hal romantis, ketertarikan fisik, aktivitas seksual dan gairah dalam menikmati suatu hubungan cinta.
Intimacy : suatu perasaan akrab atau dekat serta terikat secara emosional.
Ketiga komponen di atas dapat saja hadir dalam suatu cinta, namun ada pula hanya satu atau dua komponen yang membentuk suatu cinta. Kombinasi dari komponen-komponen yang ada dalam suatu cinta menentukan bagaimana individu mencintai pasangannya.

Liking adalah hasil dari komponen intimacy saja tanpa passion maupun commitment. Dalam liking ada perasaan dekat, terikat secara emosional, dan adanya kehangatan dalam hubungan namun tanpa gairah yang besar dan komitmen jangka panjang. Apabila hanya komponen passion saja yang ada, maka cinta itu disebut dengan infatuation. Ini adalah jenis cinta pada pandangan pertama atau cinta yang mengandung obsesi dan idealisasi terhadap pasangannya. Ada dua masalah yang biasanya muncul dalam cinta ini, yang pertama adalah individu sebenarnya mencintai seseorang yang diidealkan, bukan yang sesuai dengan kenyataan yang ada. Dengan demikian jenis cinta ini akan menimbulkan frustasi saat menyadari bahwa pasangannya bukanlah seseorang yang selama ini ia idealkan. Masalah kedua adalah jenis cinta ini cenderung menjadi obsesif dan melelahkan serta menghabiskan waktu dan energi. Jenis cinta ini juga mengakibatkan subjek yang dicintai merasa tidak nyaman karena ia menyadari bahwa cinta tersebut lebih merupakan suatu proyeksi dari kebutuhan pasangannya namun dirinya tidak merasa diterima dan dicintai apa adanya.

Next ada yang disebut sebagai empty love, yaitu jenis cinta yang hanya mengandung commitment. Jenis cinta ini dihasilkan oleh individu yang memutuskan untuk menjalin hubungan walaupun tidak ada passion dan intimacy. Biasanya jenis cinta ini hadir pada hubungan yang dilakukan atas dasar perjodohan dan hubungan yang berlandaskan rasa tanggung jawab atau hutang budi terhadap orang lain. Sekalipun demikian, hubungan cinta seperti ini dapat saja menjadi awal berkembangnya komponen cinta yang lain yakni intimacy dan passion.

Pada romantic love, terdapat kombinasi antara intimacy dan passion. Individu dekat secara fisik dan emosional dengan pasangan tetapi mengabaikan komitmen. Sementara jika komponen intimacy dan commitment yang membentuk cinta, perpaduan tersebut akan menghasilkan companionate love. Biasanya jenis cinta ini dialami oleh pasangan yang telah menikah dalam waktu yang lama dimana ketertarikan fisik (passion) sudah berkurang.

Dalam fatuous love, komponen yang ada adalah passion dan commitment, dimana cinta berkembang dalam waktu singkat setelah adanya suatu ketertarikan fisik satu sama lain dan segera dilanjutkan dengan komitmen tanpa terlebih dahulu ada kesempatan untuk mengembangkan intimacy lebih jauh. Cinta ini dapat terjadi pada pasangan yang berhubungan jarak jauh setelah menikah karena pekerjaan, sementara waktu untuk bersama sangat terbatas.

Terakhir yaitu cinta yang diisi oleh ketiga komponen cinta yang disebut sebagai consummate love. Jenis cinta inilah yang disebut Sternberg sebagai ‘cinta yang lengkap’. Inilah jenis cinta yang selama ini diinginkan dan diusahakan oleh banyak orang namun tidak mudah untuk membangunnya. Menurut Sternberg, bukan hanya untuk mencapai jenis cinta ini yang sulit, namun mempertahankannya pun juga sulit...



iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::

Januari 21, 2010

this Comfort Zone...

Comfort zone atau zona nyaman, kosakata yang sering banget kita dengar dan mungkin tanpa sadar membawa kosakata tersebut dalam pembicaraan kita sehari-hari. Apa sih comfort zone itu? Intinya sih, comfort zone itu merupakan suatu tahap dalam kehidupan yang kita jalani tanpa rasa kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan dan biasanya tidak banyak terlalu banyak menghadapi resiko. Ini sih definisi versi gw lho ya..Kalo mau lebih lengkapnya, monggo di-googling :D


Hmm..jujur ajja saat ini gw memang sedang berada dalam zona nyaman. Entah sampai kapan, tidak ada yang tau. Perubahan itu terjadi kapan saja, bahkan tiap detik bukan? Lalu, apakah elo termasuk orang yang betah berlama-lama di dalam sana? Namanya juga zona nyaman, apa-apa yang terjadi di dalam sana pasti membuat elo nggak mau beranjak. Tapi tak jarang pula terbersit rasa takut bahwa berlama-lama di sana akan membuat diri ini tidak berkembang, tidak tertantang sehingga tidak mengalami pencapaian-pencapaian yang lebih tinggi lagi dari waktu ke waktu.


Dalam waktu dekat atau jauh, pilihan untuk meninggalkan zona nyaman atau tidak pasti datang. Gw kadang bertanya-tanya, siapkah gw? Dengan segala kenyamanan ini, apa gw berani meninggalkannya? Butuh keberanian memang, karena di luar sana begitu banyak tantangan dan resiko yang tidak temui sebelumnya di sini. Keluar dari zona nyaman untuk kehidupan yang lebih baik, apa sudah pasti lebih baik? Semua itu sudah tentu kembali kepada diri sendiri. Bagaimana membuat sesuatu yang baru itu menjadi sesuatu yang lebih baik, lebih bermanfaat, tentu saja dengan usaha yang lebih. Toh Yang Diatas sudah memberikan kita begitu banyak kemampuan yang bakal karatan kalau tidak digunakan dengan optimal.

Untuk saat ini sih, gw baru menikmati zona nyaman gw, mumpung masih bisa merasakan. Namun, jika pilihan itu datang, gw siap. Siap untuk memilih dan mempertimbangkan plus minusnya antara meninggalkan zona nyaman gw atau membuat zona nyaman yang baru sehingga dengan sendirinya zona tersebut akan semakin luas bukan?



Jakarta, 19 Januari 2010


tulisan ini dipublikasikan pertama kali di blog personal saya tanggal 21 Januari 2010 Pukul 07:58pm WIB. [blog address protected demi kebaikan beberapa pihak] ^^


iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::

Koridor Kosong Itu...

Bau ini selalu membuatnya merinding. Bagi Amira, bau itu selalu melambangkan segalanya yang berhubungan dengan akhirat. Di sepanjang koridor kosong itu, hanya ada dia dan kakek dan bau cairan pembersih yang keras yang hampir menutupi bau penyakit. Amira masih ingat betul saat-saat dimana pemandangan dan wangi masa lalu makin nyata di sekelilingnya, sekelumit kekhawatiran muncuk dibenaknya. Masa lalunya kini membanjiri pikirannya, walaupun dia sudah berusaha keras bertahan dalam masa sekarang. Ini belakangan makin sering terjadi. Dia pun merasakan dirinya hanyut dalam lautan kenangan, kembali ke dunia yang sudah lama ditinggalkannya.

Amira belajar nilai sesungguhnya dari kehidupan yang selama ini dianggapnya enteng, dan dia sadar betapa tragisnya menyia-nyiakan hidup untuk apapun yang menghalanginya untuk sungguh-sungguh hidup, tapi itu semua terlambat, ketika suatu haru sepuluh tahun yang lalu, waktu dia duduk menunggu di koridor, persis seperti ini, hendak menengok ibunya yang sakit, yang paling dia ingat jelas dari hari itu adalah bau cairan pembersih sementara dia melihat sesorang berpakaian jas berwarna putih berbicara pada ayahnya dengan suara rendah diluar kamar ibunya. Seseorang berpakaian jas berwarna putih itu dokter yang merawat ibunya, sesekali melirik Amira dengan pandangan bersimpati. Amira tidak bertemu ibunya sejak itu. Pada hari itu jugalah ayahnya berhenti tersenyum dan mulai sering bersikap dingin, dan semakin dingin padanya, juga murung, suasana hati ayahnya yang dulu selalu bisa dienyahkan oleh ibunya. Hari itu Amira merasa dia telah kehilangan kedua orang tuanya sekaligus dalam koridor yang dibencinya itu, hingga dia memilih untuk hidup bersama kakek ketimbang ayahya.

Hampir sepuluh tahun dia hidup bersama kakek. Dia merasa lebih dekat dengan kakeknya daripada ayahnya. Hanya dengan kakeknya dia merasa nyaman dan berani menjadi dirinya sendiri. Ayahnya amat jarang menghiraukannya. Amira tidak ingat sudah berapa kali dia menelepon ayahnya kala dia sedang kesal dan perlu mencurahkan perasaannya, namun itu adalah bau cairan pembersih sementara dia melihat sesorang berpakaian jas berwarna putih berbicara pada ayahnya dengan suara rendah diluar kamar ibunya. Seseorang berpakaian jas berwarna putih itu dokter yang merawat ibunya, sesekali melirik Amira dengan pandangan bersimpati. Amira tidak bertemu ibunya sejak itu. Pada hari itu jugalah ayahnya berhenti tersenyum dan mulai sering bersikap dingin, dan semakin dingin padanya, juga murung, suasana hati ayahnya yang dulu selalu bisa dienyahkan oleh ibunya. Hari itu Amira merasa dia telah kehilangan kedua orang tuanya sekaligus dalam koridor yang dibencinya itu, hingga dia memilih untuk hidup bersama kakek ketimbang ayahya.

Hampir sepuluh tahun dia hidup bersama kakek. Dia merasa lebih dekat dengan kakeknya daripada ayahnya. Hanya dengan kakeknya dia merasa nyaman dan berani menjadi dirinya sendiri. Ayahnya amat jarang menghiraukannya. Amira tidak ingat sudah berapa kali dia menelepon ayahnya kala dia sedang kesal dan perlu mencurahkan perasaannya, namun ayahnya tak pernah ada untuknya, seperti itu, tapi kakek selalu membuatnya tetap menyayangi sang ayah. Saat ayahnya jatuh sakit karena kanker yang ternyata telah diidapnya bertahun-tahun ini, dia tentu sedih, sesungguhnya dia begitu menyayangi ayahnya. Semua impian dan cita-cita Amira masih belum berubah sejak masa kanak-kanaknya dulu. Tapi kini, pada saat dia seharusnya sudah mewujudkan harapan-harapannya itu, tiba-tiba dia dihadapkan pada masa depan yang amat berbeda. Masa depan yang tak pernah direncanakannya. Amira adalah gadis yang melakukan semua yang diharapkan orang darinya tapi dia tak pernah membuat impiannya sendiri menjadi kenyataan. Dia tak pernah mengikuti kata hatinya, dia tahu apa yang ingin dilakukannya, tapi dia harus berkutat dengan apa yang dia tahu diharapkan orang lain darinya.

Amira mendesah panjang, teringat kakek pernah berkata,
"Di dalam diri, setiap orang sejatinya mempunyai kuasa untuk mengubah hidupnya, tak seorangpun bisa mengajarkan bagaimana kita harus menjalani hidup, kalau kita tidak memberi mereka kuasa it, setelah kita ambil kembali kuasa itu, barulah kita bisa mulai hidup demi diri kita sendiri."

Amira tidak ingin menjadi orang yang tak pernah mencoba melakukan hal-hal yang luar biasa, atau yang tak pernah berani menghidupkan impiannya. Kita memang tidak boleh takut pada perubahan, hidup itu dimaknai oleh perubahan. Kita semestinya takut kalau kita sama sekali tak pernah berubah.

"Kau pulanglah dulu, Nak,"
Kata-kata kakeknya membuyarkan alam lamunannya seketika. Melihat maya Amira yang berkaca-kaca, kakek melanjutkan,

"Ayahmu pasti sembuh,"

"Aku tidak bisa berpikir jernih," kata Amira

"Kembalilah kesini lagi besok pagi, setelah pikiranmu jernih," jawab kakek.

Amira memandangi tembok kosong dihadapannya. Ditariknya napas dalam-dalam, lalu mengangguk. Amira meninggalkan rumah sakit tempat ayahnya dirawat, meninggalkan koridor kosong tempatnya berada semula. Lampu-lampu kota menenggelamkan semua cahaya bintang, kecuali mungkin bintang yang paling terang. Perjalanan pulang dengan berjalan kaki itu membuatnya menengadahkan kepala ke langit sejenak. Andaipun tidak, dia tak mungkin melihat bintang-bintang itu karena seperti begitu banyak orang lain seperti dirinya yang hanya memusatkan perhatian pada apa yang ada di hadapan mereka, tak pernah terpikir olehnya untuk sekadar mendongak dan mengarahkan pandangan kee langit, meski hanya sesaat. Sambil memperhatikan selumut bintang cemerlang yang membentuk galaksi Bima Sakti dan memanjang dari cakrawala ke cakrawala sehingga langit terbelah menjadi dua. Penuh rasa takjub tiap kali melihat dunia sekitarnya, ketakjuban yang terlalu cepat hilang oleh waktu. Memang begitu, ketika malam tiba dan langit lapang tak berawan, bintang-bintang memancarkan cahaya terang benderang. Selalu begitu tiap malam, kecuali kalau kecemerlangan mereka dikalahkan oleh pijar cahaya bintang paling terang dan berpindah-pindah. Bintang-bintang diatas sana begitu banyak memenuhi langit, sehingga rasanya bisa dipegang andai dia mengulurkan tangan, ini semua membuat Amira sejenak lupa akan kekalutan hatinya malam itu. Yang paling membuat Amira terpukau adalah warna-warninya. Dari dulu dia selalu mengira bintang itu putih, tapi kini, jauh dari cahaya dan polusi kota, baru kelihatan ternyata warnanya merah dan jingga, dan ada yang berwarna biru dan hijau pucat.

Pemandangan langit malam itu membuat Amira terus diluar semalaman, dia terperanjat ketika langit timur berubah menjadi terang, menyambut hari yang baru. Dia memejamkan mata beberapa detik, ketika dia membuka mata kembali, tanah merah kering dan langit yang menerang sudah menjelma menjadi es dan salju. Angin dingin yang kejam berhembus tanpa henti, menyedot panas dari semua bagian kulit yang terbuka hingga hanya menyisakan dingin dan membuatnya kembali ke masa kini dengan mata bersinar oleh perasaan yang mendalam, perasaan sayangnya pada sang ayah yang belakangan sempat memudar, tapi kini dia tahu betapa dia membutuhkan ayah, betapa dia tak mau kehilangan satu-satunya orang tuanya yang tersisa. Kakek, tentu saja berbeda dengan ayah meskipun bagi Amira kakek adalah hidupnya selama hampir sepuluh tahun ini.
Sebelum hari terang, Amira berangkat lagi menuju rumah sakit dan tiba disana sebelum langit benar-benar terang. Dia menapaki jalan sepanjang koridor menuju kamar ayahnya dengan pandangan kosong kedepan, menuju kamar ayahnya, dan tengkuknya terasa begitu dingin, udara-udara begitu menusuk sum-sum, dan setibanya di kamar ayah, ruangan itu kosong...

"Ayahmu telah tiada, Nak..."

Suara kakek mengejutkannya persis saat dia hendak membalikkan tubuhnya.
Amira menatap kakek dengan pandangan kosong, lalu menggelengkan kepalanya tak percaya,

"Tapi, Kek..."

Kakek mendekapnya,

"Kita semua akhirnya harus mati, Nak," katanya dengan lembut pada Amira, 'tapi yang penting bukan seberapa lama kita hidup, melainkan hidup yang bagaimana yang telah kita jalani.

Keheningan memanjang. Tak ada reaksi dari Amira. Hanya diam dan menatap kosong dinding didepannya. Lagi, untuk kedua kalinya dinding-dinding itu dan koridor dan bau cairan pembersih itu membuat Amira begitu membenci mereka.

"Tidak ada yang abadi," desis Amira.

Kini hanya kakeknya yang dia punya. Seraya merangkulnya, kakek membawa Amira menelusuri koridor kosong menuju ruangan tempat ayahnya kini berada.



Solo, 20 Januari 2010

- - - - - -
Notes: Cerpen ini dibuat untuk tugas sekolahnya Irsyad Mahardi Harnandika :p

Januari 19, 2010

Percakapan Diatas Karang

"kulihat kau begitu dekat dengannya,"

"hah?"

"apa saja yang kau tahu tentang dia?"

"yang aku tahu, apapun yang ada di hati dan pikirannya, aku sudah tidak ada disana"

"begitu?"

"tanyakan saja padanya,"

"bagaimana kalau..."

"apa,"

"kau terlalu percaya diri mengira demikian,"

"tidak,"

"ya."

aku tersenyum kecut, "aku sering kesulitan kalau mengikuti jalan pikiranmu,"

"kenapa tak coba kau tanyakan dulu?"

"tidak ada alasan,"

"jawaban yang sama darinya saat aku bertanya ini juga padanya kemarin,"

Januari 18, 2010

Dalam Perjalanan Menuju Solo

Kau tidak boleh bersedih apalagi menangis saat perhatian yang kau berikan pada orang lain tidak kembali padamu. Kau harus tahu, saat kau membutuhkan perhatian dan tidak ada perhatian darinya, Tuhan masih perhatian padamu dan akan memberikan perhatiannya melalui orang lain yang walaupun tak kau harapkan, tapi Tuhan tahu kau membutuhkan perhatian itu.

Tuhan itu adil, perhatian yang kau berikan pada orang lain akan kembali padamu, dengan melalui orang itu atau orang lain, tapi pasti kembali.

Januari 12, 2010

Selaput Tipis Antara Trauma dan Ketakutan

Malam ini Dia membangunkanku lagi, dengan sinarnya yang hangat. Lalu seperti biasa, aku menuju halaman, dan menatapnya, mendengarkan apa yang Dia ceritakan padaku. Ini kesekian kalinya rembulan mengajakku berbincang seperti ini. Pasti ada yang penting.

"nyalamu mengapa begitu?", tanyaku

"hah?"

"nyalamu"

"kenapa memang?" jawabnya

"tidak seperti biasa. apa hujan akan turun hingga kau tidak memancarkan semua cahaya hangat dan terangmu itu?", tanyaku

"ah tidak.."

jawaban yang aku sangat tahu bahwa saat mengucapkannya Dia berusaha menutupi sesuatu.

"oke kalau kau sudah tidak mau berbagi padaku"

"baiklah, memang kau benar..."

"apa?", tanyaku lagi. lalu Dia sesenggukan. menceritakan apa yang Dia alami bersama Mataharinya.

"At last. aku merasa membohongi Dia. Hahaha.. aku suka saat bersama Jellyfish. Dia tau Jellyfish, yapi Dia tak tahu kalau orang itu posisinya sebagai Jellyfish. Aku tau aku naif dan salah. aku tau perasaan Dia ke aku.. dulu aku udah bilang ke Dia, sesekali aku ingin seperti orang lain pacaran, tapi cuma wacana dan harapanku saja. Aku suka Dia membebaskan aku, tapi pengen sesekali melarang aku. Aku suka Dia yang sabar, tapi pengen sesekali Dia berekspresi lain. Dan sayangnya Jellyfish bisa berekspresi tiap menanggapi aku. Ya... karena aku punya perasaan suka ke Jellyfish. Dengan alasan, aku ingin merasa aku berguna, dibutuhkan dan penting. aku dulu udah bilang keinginanku, Dia cuma ya ya ya dan cuma sebatas wacana dan harapanku. Berulang kali aku mengatakan keinginanku, lalu apa ya aku harus mendapatkannya dari orang lain dan tanpa perlu merepotkan Dia. aku trauma kalau terlalu datar seperti ini...", katanya

"oh I see. Ternyata cahaya yang kau pantulkan dari Matahari tidak 100 persen seperti biasanya, pantas saja kau redup begitu," lanjutku, "lalu bagaimana perasaanmu sesungguhnya?"

"aku sudah bilang kan kalau aku menyukai Jellyfish,"

"apa kau yakin menyukai itu cukup? apa menyukai itu hal terpenting dalam berkomitmen? apa kau dan Dia hanya memiliki suka saja selama ini? tidak perlu kau jawab karena pertanyaanku retoris. menyadari seperti apa sebenarnya perasaanlah yang sulit. kau tidak akan bisa membandingkan perasaanmu yang sepeti itu. kita menyadari siapa Dia dan siapa Jellyfish. kau ingat tidak Don’t Dream Its Over-nya Sixpence None The Richer? seperti itulah. At least, tembok diantara kalian jangan sampai mengalahkanmu..” jawabku

Kemudian aku teringat apa yang kemarin membuatku meneteskan air mata setelah terakhir kali aku meneteskan air mata beberapa waktu lalu yang juga karenanya. Hampir sama aku pikir. Hanya saja kondisinya terbalik. Yang aku sesali bukan karena aku telah jauh masuk ke dalamnya, melainkan aku menyesal aku tidak cukup kuat menghancurkan tembok itu. Tembok itu tidak kuat, rapuh, tetap saja aku terlalu lemah untuk menghancurkannya. Kekuatanku, sedang dalam proses pengembalian, selama enam bulan ini, dan ternyata aku tidak cukup kuat.. nyatanya aku gagal. Dan sepertinya aku harus menyerah.

Aku kembali teringat seorang kawan berkata, “Kau tidak boleh berada diantara mereka, bagaimanapun keadaannya. Sekalinya kau menjadi orang ketiga, kau akan terus berada di dalam lingkaran itu. Lingkaran diselingkuhin dan menyelingkuhin. Pergilah sebelum kau masuk terlalu dalam, mumpung kau masih punya kekuatan untuk keluar.” Saat aku akan menjawab, “Akupun tidak punya kekuatan untuk keluar…” kawanku itu sudah menghilang.

“lalu bagaimana?” tanyanya

Aku membaringkan tubuhku di atas rumput taman, agar mudah menatapnya, lalu aku menjawab,

“kalau aku berada di posisimu, aku akan kembali terbang bersama sayapmu. Selama ini rasa senyaman apapun yang Jellyfish berikan padamu, tidak seberapa dibandingkan sayapmu. Mungkin kau hanya belum merasakannya dan belum terbiasa dengan caranya untuk mengajakmu terbang. Lama-lama kau akan terbiasa. Kembalilah.. kau harus kembali padanya. Saat nanti kau tau Jellyfish juga berkeinginan mengajakmu terbang dan meminjami sayapnya untukmu, kau akan lebih sulit untuk lepas..”


continued :D


iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::

Januari 11, 2010

Bermain Bersama Virtual Midi Keyboard Part 2

Punya paru-paru yang kuat, salah satu yang jadi modal utama vokalis (terutama vokalis metal), lagu yang dinyanyiin dengan nafa yang nyambung terus kayak XL emang beda sama yang kalo dinyanyiin putus nyambung putus nyambung kayak lagunya BB.
Inget kan lagunya Motley Crue, vokalisnya kaloo gga salah namanya Vince Neil, nah dia itu vokalnya khas banget, lagu-lagunya jadi gga gampang dinyanyiin, tapi itu gga se-wow versi live-nya dia yang kesannya narik napas tiap abis ngeluarin satu kata, jadi ngerusak lagu malahan.

Oke, berikut ini adalah jajaran vokalis yang perlu narik nafas panjang and dalem sebelum buka suara, here they are.... (random)

1. Jon Bon Jovi - Bad Medicine (Bon Jovi)
Tidak menyangka ya Bon Jovi gw pilih? Bukannya gitu, tapi kalian kalo nyimak vokalnya dia, pasti setuju kalo gw bilang dia punya nafas yang oke punya, dengerin deh "Bad Medicine" yang bagian abis solo gitar, pas lirik yang:
I need a respirator cause I'm running out of breath
You're an all night generator wrapped is stockings and a dress when you find your medicine you take what you can get cause if there's something better baby well they haven't found it yet.

Bait terakhirnya dia nyanyiin cepet tanpa keputus! Kayaknya ada hubungannya sama bait awalnya yang 'I need a respirator cause I'm running out of breath' :p tapi gw gga pernah tu denger dia nyanyiin Bad Medicine versi live bisa sebagus versi studio-nya di bagian itu.

2. Bruce Dickinson - Back In The Village (Iron Maiden)
Dickinson,, Dickinson,, raja akrobatik vokal!! Dia tu seneng banget nyanyi dengan opera-style, tau opera-style kan? Itu tu yang vokalnya meliuk-liuk plus controlling vibra yang oke punya.. Ada juga yang punya ketahanan nafas seperti itu, tau lirik ini gga:
Back in the village again, In the village, I'm back in the village again

Itu lagunya Powerslave yang "Back In The Village", Dickinson disitu maen vibra yang top banget, rentetan nadanya susah juga tapi dia sempet di satu bagian nyanyi tanpa keputus, you know, it's more elegant ngedengerin itu dinyanyiin tanpa keputus daripada ada bagian yang berhenti buat narik nafas.

3. Sebastian Bach - I Remember You (Skid Row)
Lagu ini romantis, gw saranin kalian nyanyi lagu ini (kalo kuat) pas ada pasangan lo, karena gw jamin abis nyanyiin ini lo bakalan dapet nafas buatan dari pasangan. Aha, Anyway, lengkingan di lagu ini, ada kalo 15 detik kali ya, yang pas ending, itu buat gw sangat emosional dan akrobatik sekali! Keren Bach!

4. W. Axl Rose - Don't Cry (Guns 'N Roses)
Pastinya dong W. Axl Rose masuk ke daftar ini, banyak banget yang bisa dipamerin dari dia, tapi gw paling suka sama paru-paru dia. Coba deh endingnya Don't Cry yang 'tonighhhtttttt...aiaiaiaiaiaiaiai...' yang panjaaaaaaang itu, dia kayaknya emang sengaja biar susah kalo kita mau nyanyiin itu.

5. Michael Kiske - Keepers Of The Seven Keys (Helloween)
Oke mungkin katakanlah kalian setuju Kiske termasuk disini, tapi kenapa harus dengan Keepers Of The Seven Keys, itu karena buat gw vokal Kiske paling oke banget ya di lagu itu. Bener kan? Soalnya siapa lagi coba vokalis yang bisa nyanyiin bait lirik ini se-elegant dia:
Yes the tyran is dead, he is gone, overthrown. You have given our souls back to light...

Dia dua kali loh ambil nafas di lirik itu padahal tau sendiri kan nada pas yang itu tu panjangnya ajja segitu. Dia teriak sembilan detikan, terus ambil nafas, setengah detik lah kira-kira, terus dia 'akrobat' di nada tinggi selama..16 detik lah, terus ambil ambil nafas setengah detik, terus endingnya pake Dickinson-Style (maen vibra gitu) selama... yak 11 detik lah. Gile. Keren bo'.

6. Eric Adams
Jago teriakan panjang, yang laen kebanting nih gw masukin Eric Adams disini :p hakakakaka. Udda gga perlu panjang lebar disini, semua juga pasti udda pada tau. Malah kalo gga salah sekitar 30 apa 40 detik gitu ya di lagu "Black Wind Fire and Steel" pas lirik: 'Iam an outcast. On the path of no return. Punisher and swordsman. I was born to burn. Black Wind always follows. Where my black horse rides. Fire's in my soul. Steel is on my side.
(FYI: Kaset versi rockshots, kotaknya tahan pecah). Versi live-nya juga oke di lagu "La Vita Fugge". Pavarotti bisa bangkit dari kubur juga terus headbanger deh! Murtad musikal :p

7. Michele Luppi (Vision Divine)
Luppi bisa nahan teriakan "I'll always be late" sekitar 20 detik di ending lagu itu. Ngeri ya judul lagunya... but touchy abis... "La Vita Fugge" means "Catatan Akhir Kematian", sempet gw bikin username juga di Mig33 (la.vita.fugge), dan ini juga gw jadiin premis dalam novel gw yang sekarang masih dalam proses penyelesaian.

8.Phil Anselmo
Bertenaga, energik di panggung, liar, brutal, metal banget deh, jadi inspirasi new metal sekarang.. semisal Lamb Of God, Bullet For My Valentine, a7x.. Pernah gw liat versi non-live-concert-nya, dia nyanyi sambil minum Jack D... dan kalo ditambah Mbah Surip minum juga, pasti bakal di gendong ke alam baka... :p

9. ZP Threat (Dragon Force)
Suaranya ngimbangin ketukan drum mesin Dare Macintosh, sama cabikan gitarnya si Li sama Sam.. di lagu "Once In A Lifetime", album Sonic Fire Storm kalo gga salah. Kalo ini mah emang sarap semua satu band.

10. Siapa Yaaaaaaaa :D


Tambahan dari beberapa tweeter menulis di Twitter sebagai respon question gw (@ikainhere) ke mereka:

1. @ungu_gelap
"Andi Derris juga oke, paling pol paslive concert album High Live di Jepang kemaren. Derris improve gitu, lumayan tinggi lah."

2. @riuusa
"Hyde L'Arc~en~ciel, kalo dari amrik suka Greenday, simple plan masuk rock ga sih"

3. @unclebowl"vokalis metal? Banyak, James Hetfiels, Tom Araya, Chino Moreno, Bruce Disckinson, Max Cavalera (neverending, hehe) kenapa emang?

4. @putrygionivani"SEMUA lagu Marylin Manson aku suka :)"

5. @iyyanaia"billy joe nya greenday, bener ga tuh namanya :p lagunya gw sk yg macy's day parade.


Than! siapa versi kalian yang tidak ada di daftar ini? Ada tambahan? :D


iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::

Bermain Bersama Virtual Midi Keyboard Part 1

Ngomongin tentang teknik vokal musik-musik metal, yang ngeluarin vokal dengan lengkingan dengan rata-rata awalnya nada rendah, lama kelamaan makin meninggi, vokalis cowok yang range vokalnya sampe 3 oktaf, buat gw itu udda bagus, sampe 4 oktaf udda luar biasa. Diatas 4 oktaf gw nggak begitu suka (mirip bunyi burung berkicau, siulan, atau bunyi tikus kejepit pintu). Vokalis modalnya jerit-jerit doang nggak cukup kali ya, kudu ada dukungan teknik, warna suaranya juga, emosi, moment, nadanya juga yang harus pas. Gw menyebut para vokalis yang mampu menjerit-jerit dengan mengesankan dengan sebutan "high screamer".

And then gimana cara ngukur oktaf? gampang ajja, coba kalian nyanyi do-re-mi-fa-sol-la-si-do pake nada paling rendah, pasti bisa kan, itu berarti kalian udda mencapai yang namanya 1 oktaf, terus lanjutin nada tadi tapi mulainya dengan do yang udda 1 oktaf lebih tinggi, berhasil lagi, berarti range vokal kalian udda mencapai 2 oktaf, gitu seterusnya sampe not tertinggi yang mampu kita keluarin. Pake teknik falsetto buat bisa nyampe nada tinggi? gga masalah, palingan juga bikin suara kita jadi beda. Inget King Diamond kan? Kalo kita dengerin lagu-lagunya dia, suara normalnya sama suara falsetto-nya kayak gga nyambung, tapi dia bisa bikin itu seolah-olah jadi dua karakter yang berbeda, biar sesuai juga sama concept albumnya kali ya.

Terus gimana cara ngukur not sang vokalis? Gampang juga sebenernya, elo bisa pake alat musik, gitar misalnya, ato pake keyboard juga bisa. Gw make software Virtual Midi Keyboard. Disitu keyboard-nya punya range 4 oktaf, kalo semisal kita anggep dimulai dari C1 (do oktaf 1), maka akan berakhirnya di C5 (do oktaf 5). Gitu kira-kira, selain make software itu, bisa juga make telinga buat ngukur not, kita dengerin jeritannya, terus cari not-nya sama kayak not yang mana, kalo susah bedain bisa dicari rangkaian not-nya dulu baru maenin bareng sambil dengerin lagunya.

Dan dari... sampel yang gw ambil secara random sampling dari 'murtad', dengan alat analisis berupa telinga, dan virtual midi keyboard, berikut adalah nada beserta vokalis yang bertengger disana, Let's see.

B4
Coba deh kemampuan vokal lo dengan nyanyiin lagu romantisnya Air Supply yang "Making Love (Out of Nothing At All)" nada tertingginya B4 tuh. Russel Hitchcock emang terkenal sama lagu-lagu yang mellow bervokal tinggi bening gitu, tapi ada lagi, Freddy Curcinya Alias (kelompok hard rock) di lagunya "More Than Words Can Say" juga bisa masuk B4.

E5
Nah, kalo udda masuk not ini, suara bisa dibilang 'melengking'. Lagu yang bisa mencapai E5 itu lagunya Power Metal. Si Arul Efansyah buat gw adalah vokalis metal terbaik Indonesia sampe sekarang, belom ada yang nyamain kharisma vokalnya dia. Vokalis lain yang juga bisa nyampe di E5 itu Benjamin Sotto-nya Heavenly di lagu yang "The World Will Be Better." Ada lagi, si Bruce Dickinson-nya Iron Maiden, coba denger lengkingannya dia di ending lagu "Where Eagles Dare". Gw jadi inget sama "My Heart Will Go On"-nya Celine Dion.. lagu itu setengah nada lebih rendah dari E5 kan, dan kalo gga salah, di Eb4 gitu, yang pas lirik "will stay, forever this way...". Gw jadi ngebayangin Arul, Sotto, sama Dickinson bawain "My Heart Will Go On"... Ohhhhh noooo...!! apalagi sambil termehek-mehek....&)

F5
Yaph, nyampe F5, dialah Don Dokken di lagu yang "Standing In The Shadows" (lagu lama, wajar kalo kalian gatau) kebetulan ajja ada. Ada lagi sih yang nyampe F5, si Michael Kiske pas dia masih di Helloween di ending lagu "I Want Out".

F#5
Naek setengah nada, di F#5 ada W. Axl Rose yang di lagu "I.R.S", gga percaya kan kalo ternyata dia di lagu itu suaranya nyampe di F#5? Tadinya malah telinga gw ngira itu udda nyanpe G4 (kayak "She's Gone"-nya Steelheart) tapi kayaknya kok lebih masuk F#4 deh. Terus lagu "Someone Crying"-nya Michael Kiske juga nyampe F#5 ternyata.

G5
Wah udda G5. Not yang keramat. Kalo bisa nyampe disini berarti bisa bawain "She's Gone"-nya Steelheart kayak si Miljenko Matijevic (Mili) itu misalnya. Tapi ternyata banyak juga yang bisa nyampe di G5.. Don Dokken di ending "Kiss of Death", Bruce Dickinson di ending "Aces High"-nya Iron Maiden, terus Michael Kiske (lagi) tapi kali ini di lagu yang "The Chance".

G#5 Naek setengah nada, terakhir gw inget bunyi yang nyampe ke G#5 (kira-kira) itu tu bunyi tikus yang gw jepitin ke pintu, lengkingan si tikus nyampe G#5 tuh kayaknya... Dan ternyata yang setara dengan tikus kejepit pintu adalah Mili Matijevic-nya Steelheart di lagu yang "I'll Never Ending". Ada lagi Michael Sweet-nya Stryper di ending yang "The Reign". Hwaaaaahhhh,,

A5
Hah ada ya yang A5?? Iya, naek setengah nada lagi lho padahal, nyatanya Mili Matijevic mampu juga mencapai A5, lagu yang "Steelheart", pernah denger gga? yang di album Tangled In Reins kalo gga salah... Dan kalian tau Geoff Tate dari Queensryche gga? yang di lagu "Take Hold of The Flame", heran ya, suaranya Tate kan berat-berat gemannah getoohh, terus bisa nyampe A5.... Ajib deh...

C6
Wottt?? Gw juga madang emoticon bibir keriting (emoticon di dunia dunia Mig33) pas gw liat ada yang nyampe ke nada terakhir di Virtual Midi Keyboard. Michael Sweet bo'!! Yaph, Michael Sweet-nya Stryper di lagunya yang "In God We Trust" dan itu sambil ngegitar!! sumpe...


Yaph itu ajja yang berhasil gw ubek-ubek, ada lagi sih, Rob Halford, Midnight, Andre Matos, dll, kalo ada salah itu datengnya dari telinga dan mata gw (yang kalo kurang sesajen suka ngambek) jadi kalo ada koreksi, monggo.. Atau ada masukan kira-kira siapa lagi yang mau dimasukin ke Virtual Midi next? :D



iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::

Januari 04, 2010

Preferens, Prioritas, dan Keputusan

Tiba-tiba saja gw teringat ujian beruntun yang gw alamin tahun kemarin. Boleh jadi itu semua membuat gw terjatuh, namun memaksa gw untuk tetap bertahan, dan wake up. Banyak keputusan-keputusan penting juga yang harus gw ambil di tahun kemarin. Kalau ini sepertinya tahun ini juga.

Begitulah, hidup selalu dihadapkan pada preferens, prioritas, dan keputusan. Berputar pada tiga hal itu. Mewarnai hidup, adalah alasan gw untuk selalu semangat.

Januari 03, 2010

Heart-Break.com VS Eternal Sunshine Of The Spotless Mind

Posted soon


iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::

A Wall Between Us

Did you try to live on your own? There's freedom within, there's freedom without try to catch the deluge a paper cup.. There's a battle ahead, many battles are lost, but you would neva see the end of the road while you are travelling with me.

Now, don't dream its over. When the world comes in, they come to build a wall between us. We know they won't win.

Don't ever let her or him win.. I know we would. That's just what I'm telling you. You pour me till the day has passed...

Percakapan Itu

-dering-

"Kenapa kau menemuiku lagi?"
"Ada yang belum selesai diantara kita,"
"Tidak ada,"
"Mungkin bagimu tidak,"
"Karena memang tidak ada,"
"Bagiku ada,"
"Kalau begitu anggap saja selesai,"
"Tidak bisa,"
"Kalau begitu lupakan,"
"Apalagi"
"Itu urusanmu,"
"Ini masalah perasaan,"
"Terserah"
"Apa?"
"Ter se rah"
"Baiklah"

-klik-

Senja Datang Bersama Gerimis

Kulirik jam tanganku, jam enam sore kurang lima belas menit..
Pantas saja Ia datang, pikirku.
Ia datang lalu mewarnai halaman depan rumahku dengan oranyenya.
Winampku masih melantunkan playlist yang saat ini sampai pada lagu Demi Cinta-nya Kerispatih.
Gerimis masih saja turun, kapan hujan deras akan datang, pikirku.
Satu yang rasanya tidak menemaniku saat ini, coffee. Yah, aku begitu menyukai suasana seperti ini.. warna oranye, senja, musik, gerimis, menulis, dan kopi hangat.

Senja kali ini datang bersama gerimis, itu bukan hal yang sering. Seharusnya kalau mereka datang bersama, pelangi ada bersama mereka, nyatanya tidak. Sungguh aneh. Ah biarlah, toh aku nyaman dengan suasana ini tanpa pelangi dan coffee sekalipun. Sebenarnya aku sedang menunggu balasan sms dari seorang kawand. Terakhir tadi aku tanya apa kepanjangan RAB, dia belum membalas smsku. Ah dia sering begitu, menyebalkan.

Diluar sudah mulai gelap, aku bisa melihat bayanganku sendiri di kaca jendela depanku. Hujan mulai deras sedikit. Saat aku melihat menembus kaca jendela barusan, sejenak terlintas percakapanku dengannya, yang menunjukkan padaku bahwa kekuatan cinta bisa sebegitu dahsyatnya, waktu itu.

-dering-
"Kenapa kau menemuiku lagi?"
"Ada yang belum selesai diantara kita,"
"Tidak ada,"
"Mungkin bagimu tidak,"
"Karena memang tidak ada,"
"Bagiku ada,"
"Kalau begitu anggap saja selesai,"
"Tidak bisa,"
"Kalau begitu lupakan,"
"Apalagi"
"Itu urusanmu,"
"Ini masalah perasaan,"
"Terserah"
"Apa?"
"Ter se rah"
"Baiklah"
-klik-
- - -

Begitulah, dan semenjak itu warna-warna itu hilang. Sms balasannya belum juga masuk. Kapan dia mau membalasnya.. Menunggu memang menyebalkan. Dia sering seperti ini, membalas agak lama, lalu membalasnya dengan menambahkan dia sedang apa atau sedang terjadi apa disana, dan sebagainya. Hemmhh.. ya sudahlah, ini ada teman datang. Aku harus pergi.
Bye.

PS:
kenapa Vita tiba-tiba datang kesini? pasti mau ngajak keluar deh.. :~ nanti aku bercerita lagi disini.


02 Januari 2009


iKainheRe

:::: tHe fRienDLy kinDLy cHeeRy giRL ::::

Januari 02, 2010

Luna Chastivyra

Malam ini aku berbincang dengan langit malam ditemani cahaya bulan. Aku bertanya padanya, adakah yang salah pada diriku selama ini hingga Ia tak pernah menghiraukanku lagi. Memori itu tanpa sengaja terputar kembali, musim semi dua tahun lalu, mengawali semua yang terjadi hingga malam ini. Saat itulah jantungku selalu berdebar dan akupun mendengar detaknya yang menjadi begitu keras. Aku pikir ada apa. Sebuah keanehan yang aku sendiri tak pernah berhenti mencari jawabannya hingga saat ini namun, aku tak pernah menemukan jawabannya, yang ada bersamanya justru muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang mengiringi pencarianku. Sungguh membuat diriku begitu tenggelam dalam lamunan pencarian jawaban tanpa aku harus bertanya pada siapa. Debar dan detaknya hanya mengenali satu sosok. Dan selalu begitu bila sosok yang bernama Mezza El Chienne itu berada dalam jangkauan yang tidak jauh dariku. Entah apa itu.

Selama dua musim, aku tahu itu tidak boleh, namun debar dan detak itu mengganggu sekali. Bagaimana bisa begitu, entahlah, sampai saat ini aku hanya berhasil menarik sebuah kalimat kesimpulan yang bersamanya muncul pertanyaan: apa ini berarti cinta? Sejak itu aku menyimpan kunci sebuah ruangan, ruangan yang hari demi hari ku isi dengan pertanyaan-pertanyaan dan perasaan terlarang yang terlanjur tersuntik ke dalam darahku. Tak pernah berniat aku untuk membukanya. Akan selalu kubiarkan terkunci rapat, kupastikan tak ada rongga sedikitpun padanya yang mungkin saja membuat semuanya menguap, membuat sejarah baru. Selama dua musim pertemuan-pertemuanku dengan Ia yang telah hadir mengacaukan melodi-melodi dalam diriku terus saja berlangsung, bukan kami yang mengatur, tapi Parislah yang kerap memanggil hujan dan malam untuk menemani proses pengacauan melodi-melodi dalam diriku ini. Dari hujan dan malam, kami sama-sama saling menyelam dalam alam pikiran masing-masing, selalu begitu. Pernah suatu kali saat aku mengatakan aku suka sekali hujan, aku suka bias cahaya jingga kemerahan yang cenderung oranye, aku suka melantunkan melody of you, dia berkata: kenapa. Yang menurut imajinasiku, itu bukan pertanyaan, entah apa.

Dua musim setelah musim semi dua tahun lalu aku tidak mampu membiarkan pintu ruangan yang berisi pertanyaan itu tetap tertutup. Entah apa sebelum pintu itu akhirnya terbuka telah lebih dahulu ada rongga diantara pintu yang lepas dari pengawasanku hingga sebagian isinya menguap keluat dan membuat sosok yang aku kira dia adalah melodiku, menjadi terkena uapnya lalu kemudian, kau tahu, dia mengatakan kalimat yang memporak-porandakan nada-nada melodi yang telah kami susun bersama-sama selama lima tahun sebelum dua musim setelah musim semi dua tahun lalu, pertanyaanku saat itu masih sama: mengapa aku seperti ini. Kalimatnya tidak panjang, namun jelas, dan hanya dapat kujawab dengan kebisuan dan tatapan mata kosong.

Apa lilin harapan kita masih menyala? Coba tolong kau lihat...

Semenjak musim semi tahun lalu, tak pernah lagi hujan, dan malam yang dibungkuskan oleh Paris untuk kami bawa pulang, paris bilang hujan selalu kalah dengan matahari, begitu pula malam, sehingga mereka tidak memunculkan diri. Aku tidak pernah tahu apa maksud semua hingga saat ini...

Amira Schiavond

Ini Paris. Kota yang selalu aku nikmati setiap hembusan nafasku, kota yang selalu memanggilku saat bias cahaya jingga kemerahan yang cenderung oranye itu Ia munculkan, kota yang siluet malamnya membiusku untuk mengukir rasa ke dalam kata dan bahasa yang meskipun Ia pun tak memahaminya. Entah bagaimana Ia membius kami sehingga kata dan bahasa itu menjadi sesuatu yang merasuk, meresap, ke dalam jiwa mereka hingga membuat diriku terlukis sebagai author. Entah bagaimana Ia memaksaku untuk meninggalkan dunia pelangiku sejenak untuk sekedar membiarkan diriku basah oleh gerimis yang Ia hadirkan. Ia juga membuatku sedikit merasakan dunia berputar manakala biusannya memaksaku lari ke taman untuk membiarkan setiap mili tubuhku basah oleh hujan. Pernah suatu kali, dan berulang, aku marah padanya, Ia tidak menghadirkan bias cahaya jingga kemerahan yang cenderung oranye itu, Ia juga kerap kali lupa memanggilku menemui siluet malamnya melainkan justru membiusku dengan bias cahaya jingga kemerahan yang cenderung oranye itu hingga pagi datang. Bukan sekali dua kali Ia menggantikan bias cahaya jingga kemerahan yang cenderung oranye itu dengan butiran-butiran air dan gemericik suaranya yang Ia pikir akan membuatku lebih senang, dan aku justru marah. Aku benci saat Ia memutuskan untuk mengganti dan bukannya membiarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya, aku juga benci saat Ia membiarkanku melewatkan siluet itu padahal jiwaku haus akannya. Ia terkadang memang tak memahami dunia pelangiku, tapi tahukah kau, Ia menghadirkan Cinta untukku. Ia harap aku tidak lagi marah padanya bila suatu saat Ia tak menghadirkan bias cahaya jingga kemerahan yang cenderung oranye itu karena Ia gantikan dengan kehadiran butiran-butiran air, atau agar aku tidak marah padanya jika Ia lupa membangunkanku untuk menikmati siluet malam bersamanya dan bersama-sama menerjemahkan rasa ke dalam kata dan bahasa. Setidaknya itu yang Ia sampaikan padaku kala aku sedang membenamkan pikiran pada alunan melody of you. Aku masih ingat saat Ia menarikku keluar rumah, menuju taman pelangi saat butiran-butiran gerimis yang menjadi hujan sedang datang, dan itu membuatku dingin dan basah, akan ada yang membuatku hangat, katanya.
Padanya, aku menaruh dan menyandarkan semuanya. Aku masih ingat setiap detail waktu yang aku gunakan untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit apa yang akan menjadi cinta padanya, yang aku rasakan hingga sekarang. Dan benar saja, aku tak pernah lagi marah pada Paris manakala Ia tak membangunkanku suatu malam untuk aku dapat menikmati siluetnya, tentu saja, lebih nikmat bertemu pagi bersamanya tanpa melewati siluet malam bersama Paris. Dan ternyata benar saja, Paris mencemburuiku tatkala aku tak pernah lagi menerima ajakannya untuk menikmati hangatnya bias cahaya jingga kemerahan yang cenderung oranye itu seperti dulu dan lebih memilih untuk tinggal di rumah menikmati hangatnya kekuatan cinta dari cinta itu untukku. Aku ingat saat kali pertama jantungku mengenali kehadirannya lima tahun lalu, detaknya melebihi secepatnya kilat petir, dan berbunyi demikian pula. Entah, tiap Ia ada, jantungku selalu mengenali keberadaannya. Semakin hari Ia semakin pandai memainkan melodi-melodinya hingga terus dan terus membiusku. Aku mencintainya. He is my melodies. Ia adalah satu-satunya alasanku untuk menetap disini dan tentu saja semangatku untuk terus menulis. Aku selalu mengingat setiap detik waktu yang aku lewati selama ini bersamanya, bagaimana Ia mengajariku menikmati setiap butir gerimis yang jatuh, agar menjadi semangat baru dalam jiwaku, bagaimana mengumpulkan hangatnya sinar mentari senja ke dalam setiap detail tubuhku hingga hanya damai yang tersisa, bagaimana nikmatnya bersyalala bersamanya menikmati setiap lirik melody of you di pantai belakang rumahku seraya menyanyikannya bersamanya. Rasanya tak ada yang Ia tak tahu mengenaiku. Di dunia ini tidak ada yang lebih mengetahui mengenaiku selain bagaimana Ia.

Aku bahagia sekali senja ini, saat dimana aku menulis kisah ini, meskipun kepalaku rasanya begitu sakit, tapi aku bahagia karena esok adalah hari pernikahanku dengannya, Mezza El Chienne.