“Maaf aku terlambat,” kata Luna berhenti dari lari-lari kecilnya kemudian duduk di atas karang kecil tempat dia menunggu malam setiap hari.
“Kenapa,”
“Dia mengajakku berbincang mengenai perasaan,”
“Hah?” tanya Senja
“Kau tahu bagaimana hatiku saat dia mengajakku berbincang mengenai perasaan?” kataku
“Aku ingat dulu samudera pernah berbincang padaku mengenai perasaan, dan itu membuatku tak mau menenggelamkan diri meski waktuku tiba untuk digantikan dengan rembulan,” jawab Senja
“Bagiku, kapalku tak ada arah…”
“Bagaimana bisa….”
“Setidaknya untuk saat ini. Sejak saat itu.”
“Kau selalu membingungkan,” desis Senja
“Kau tahu kan selama ini bagaimana aku mengemudikan kapal itu sendiri. Hampir sepanjang waktu. Kadang aku tak sanggup memegang kemudi hingga kapal kami terbawa angin. Kadang aku tak sanggup menjaga kapal kami berada dalam jalurnya hingga kapal kami berbelok arah, berputar-putar, terbawa arus. Kadang aku lelah harus hampir sepanjang waktu mengemudikan sendiri,”
“Ada dia, kan?” desak Senja
Luna hanya menjawabnya dengan tersenyum. Luna sadar bahwa memang ada lelaki itu selama ini bersamanya. Tapi sama saja karena Luna sendiri yang harus mengemudikan kapal itu.
“Kenapa diam? Aku bertanya,” tanya Senja lagi
“Kau tak tahu jawabannya padahal selama ini kita selalu berbincang mengenainya disini, menanti malam?” Aku balik bertanya padanya
“Lalu bagaimana perasaanmu sesungguhnya?”
“Malam itu, kapal kami kehilangan kendali, aku yang berada di kemudi tak sanggup memutar kemudi itu. Kau tahu apa penyebabnya? Jendela bagian bawah kapal yang berada tepat diatas genangan samudera terbuka. Aku sudah meminta dirinya untuk memastikan kaca jendela itu sudah tertutup setiap malam akan tiba, tapi kala itu kaca itu tidak tertutup.” Jelasku
“Lalu?”
“Kau tahu, angin laut, badai itu, yang malam itu menerjang samudera, menerobos ke dalam tentu saja dan itu membuat kapal kami kehilangan kendali.”
“Dan kau lantas menyalahkannya?”
“Jadi menurutmu dia tidak salah?”
“Itu kapal kalian, kau ikut andil disana, jangan lantas toh menyalahkannya,”
“Aku selalu menjaga kapalku Senja, kau tahu itu kan. Maksudku, aku selalu ingat apa saja kewajibanku disana. Apa tanggungjawabku disana aku tahu. Memastikan jendela tertutup saja apa susahnya?”
“Itu kelalaiannya saja, mengertilah,”
“Lebih tepat kesengajaannya,” belaku
Senja tersenyum dan berpikir lagi seandainya bertukar peran dengan Luna.
“Kau sudah berbincang dengannya mengenai kesengajaan itu?”
“Sudah,”
“Lalu?”
“Dia bilang dia tidak sengaja,” jawabku
Senja tersenyum. Lalu dia menggantikan warna dirinya dengan warna oranye yang indah sekali, membuat ujung awan menjadi kemerahan. Dan posisinya pun semakin menurun.
“Waktu kita tak banyak lagi,” kataku sedih
“Masih beberapa. Yah aku tahu bagaimana rasanya merasa solah sendiri dalam menjaga sesuatu seperti dirimu yang menjaga kapal kalian misalnya. Kau pasti cinta kapalmu. Dan dalam cinta itu ada namanya pengorbanan. Beberapa waktu lalu aku sudah mengajakmu berbincang mengenai pengorbanan dank au pasti ingat itu. Satu kata, ikhlas, bawa itu dan kau akan selamat sampai tujuanmu.”
“Benar mungkin aku belum ikhlas,”
“Kapal kalian terkena badai, pasti kau juga tahu kalau badai hanya satu dari sekian banyak risiko yang kau tahu akan kalian alami dalam perjalanan, kan? Jangan badai membuat kapal kalian berhenti. Jangan berbalik arah untuk kembali. Jangan biarkan kapal kalian tenggelam. Kau ingin ke pulau itu kan? Kesanalah apapun yang terjadi, selama kau bersamanya kalian pasti bisa.”
Senja menghitam….
“Aku kadang lelah,”
“Kau lelah karena tak pernah berbincang padanya mengenai kebersamaan. Coba kau biarkan dia pegang kemudi hampir sepanjang waktu, dan dia akan lebih menghargai perjalanan kalian. Aku harus pergi, malam akan memanggil rembulan sebentar lagi. Besok di waktu dan tempat yang sama, ya.” Senja mengerling
“Kau dan oranye kemerahanmu selalu membuatku tenang… Terimakasih,”
“Kembali ke kapalmu, dia menunggumu, kan?”
Luna tertawa kecil dan melambai, beteriak, “Sampai besok….” Tanpa Luna tahu apakah Senja bisa hadir lagi esok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sertakan juga alamat blog anda dalam komentar anda
atau alamat website anda
TerimaKasih